Tuesday, February 9, 2010

Tentang Emon


Kalau mendengar kata Emon, hal apa yang pertama kali ada di pikiran kamu...? Banser? Rumpi? Wece? Atau Didi Petet? Atau justru celetukan-celetukan seperti;

“deuu kendi, dasar rumpii!!!”
“Te’ereh deh Mas Boy!”
“Ada MACAN ne... MACAN!!”

Tapi apa kamu masih ingat nama aslinya Emon? Kalau yang ini mungkin ini nggak banyak yang tahu. Sekedar mengingatkan kembali kalau nama aslinya Emon itu Raymond, nama resminya Eko Mondial... Jangan tanya nama sesuai akte kelahiran yah, kalau itu mah mending kamu temukan saja jawabannya di novelnya yang akan terbit bulan depan.

Buat kita-kita yang masa ABG-nya dihabiskan dengan nongkrong di sekitaran Melawai, karakter Emon pasti punya kenangan tersendiri. Justru terkadang Emon yang sering dipanggi “banser” ini lebih populer dan lebih banyak penggemarnya dibanding Mas Boy. Tapi pernah kepikiran nggak sih apa yang membuat Boy bisa sayang banget sama Emon?

Boy pertama kali kenal Emon dari Jackie, mantan sosotannya Boy. Nah si Jackie ini kakaknya Emon. Kebetulan juga Emon kan satu kampus sama Ina, jadi deh Emon sering main juga sama Boy dan Kendi, katanya sih biar jadi... Jantan!

Nggak semua laki-laki ‘tulen’ lo bisa nyaman temenan sama Emon, tapi Boy bisa menganggap Emon itu keluarga. Bahkan nggak jarang juga Boy menerima ide-ide dan pendapat yang cemerlang dari Emon, meskipun kadang-kadang suka rumpiii.

Ke’rumpi’an Emon itu biasanya ditunjukan atas dasar sayang. Misalnya pas Emon disuruh nemenin Boy berangkat ke LA untuk sekolah, Emon melakukannya dengan sepenuh hati, niatnya untuk jagain Boy, sekaligus mengingatkan kalau sampai-sampai Boy salah arah. Walaupun manja, tapi justru Emon lah yang sering belanja-belenji buat keperluan Boy, nyiapin buku-buku kuliahnya, sampai nyeterikain baju-bajunya . Saat Emon sudah harus pulang ke Jakarta, Emon sempat berpesan,

“Udah ya Mas Boy. Tugas Emon selesai sudah disini. Emon udah anterin Mas Boy sampai LA. Emon anterin Mas Boy sebagai orang baik-baik, keluar dari LA juga harus tetap jadi orang baik-baik ya Mas! Kalau rusak Emon cekal masuk Jakarta! Kalau Mas Boy sampai rusak di LA, entar Emon bisa kena penyakit HVS lho!”
“Penyakit apaan tuh HVS Mon? Ada juga HIV yang gue tau!” Tanya Boy
HVS... Hati Verih Sekali!!”

Mengikuti Catatan Si Boy membuat kita lebih banyak terfokus pada kisah cinta Boy dengan cewek-ceweknya, tugas Emon adalah sebagai karakter penghibur yang kebetulan selalu mencuri perhatian. Pernah kebayang nggak sih kira-kira kisah cinta Emon itu seperti apa? Kenapa dia begitu peduli sama Mas Boy? Apakah Emon pernah patah hati? Kalau Emon lagi suntuk dan malas melucu, kira-kira orang masih suka nggak sama Emon?

Semua orang memainkan peran di kehidupannya masing-masing. Nggak cuma di cerita saja. Di lingkungan pertemanan kita juga pasti ada saja yang jadi Mas Boy-nya, sang idola, jadi Kendi, yang jagoan, jadi Emon yang menghibur. Tapi bagaimana kalau peran masing-masing karakter ini menjadi manusiawi seperti di kehidupan nyata, dimana sang idola juga tidak selalu sempurna, sang jagoan bisa juga takut, sang penghibur juga terkadang bad mood?

Segala macam stereotype mengenai Emon pastinya sudah ada di benak kita masing-masing. Apalagi saat sebuah pertanyaan tergelontorkan, Siapa yang sekarang paling cocok memerankan Emon? Beberapa nama dengan karakter genit dan jenaka keluar. Tapi tahu nggak kalau karakter asli Emon di gagasan cerita sandiwara radio jaman dulu di Prambors hanyalah anak orang kaya yang kelewat manja?

No comments:

Post a Comment